Jumat, 10 Januari 2014

hasil pembahasan morfologi daun

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Data hasil pengamatan.
Data hasil pengamatan
Daun jagung (Zea mays)
Deskripsi
Jenis daun tunggal (folium saimplex) dengan tipe daun lengkap karena memiliki upih (vagina), tangkai (petiolus), dan helai (lamina). Berbentuk dengan ujung meruncing (acuminatus), pangkalnya membulat (rotundatus), bertepi rata (integer) dengan permukaannya berbulu (pillosus). Susunan pertulangannya sejajar (rectinervis).  Tidak memiliki tata letak daun. Daun penumpu berupa lidah lidah (lingula).
Daun pinus (Pinus merkusi)
Deskripsi
Merupakan daun majemuk (folium compositum) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih (vagina). Berbentuk jarum (acerocus) dengan ujung yang meruncing (acuminatus), pangkalnya meruncing (acuminatus), bertepi rata (integer) dengan permukaan gundul (gleber). Tidak memiliki tulang daun, tata letaknya pada tangkai (petiolus) dan tidak memiliki daun penumpu.
Daun kapuk randu (Ceiba pentandra)
Deskripsi
Merupakan daun majemuk (folium compositum) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih (vagina). Bentuk daun memanjang (oblongus) dengan ujung meruncing (acuminatus) dan pangkal yang runcing (acutus), bertepi rata (integer) dan dengan permukaan licin (leavis). Susunan pertulangannya menyirip (penninervis). Tata letak daun pada ibu tangkai daun (petiolus comunis) dan tidak memiliki daun penumpu.
Daun mangga (Mangifera indica)
Deskipsi
Merupakan daun tunggal (folium saimplex) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina).Bentuk daun memenjang (oblongus) dengan ujung meruncing (acuminatus) dan pangkal daun yang jorong (ovalis),bertepi rata (integra), lengan permukaan gundul (glaber),susunan pertulangan menyirip (penninervis),Tata letak daun terletak pada induk tangkai daun  (petioles comunis)  ,Daun penumpu tidak ada.
Daun pisang (Musa paradisiaca)
Deskripsi
Jenis daun tunggal (folium simplex),tipe daun lengkap karena memiliki tangkai daun (petiolus),upih daun (vagina),helaian daun (lamina).Bentuk helaian daun memanjang (oblongus),bentuk ujung helaian daun tumpul (obtusus),bentuk pangkal daun membulat (rotundatus),bentuk tepi daun rata (integra),permukaan helaian daun berselaput licin (pruinosis),dan terletak pada batang (caulis) dan tidak memiliki daun penumpu l
    Daun tempuyung (Sonchus anensis)

Deskripsi
Merupakan jenis daun majemuk beranak tiga (tripinatus) dengan tipe daun lengkap karena memiliki tangkai daun (petioles),upih daun (vagina),dan helaian daun (lamina),bentuk daun bertelinga (aurilatus),bentuk ujung daun runcing (acutus),bentuk pangkal daun meruncing (acuminatus),bentuk tepi daun beringgit (crenatus),permukaan helaian daun licin (leavis) dengan susunan pertulangan daun menyirip (penninervis),terletak pada batang (Caulis) dan tidak memiliki daun penumpu.
Daun nenas sebrang (Ananas comusus)
Deskripsi
Merupakan jenis daun tunggal (Folium simplex) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki tangkai daun (petiolus),bentuk helaian daun memanjang (oblongus),bentuk ujung helaian daun runcing (acutus),bentuk pangkal daun meruncing (acuminatus),bentuk tepi daun rata (integra),permukaan helaian daun licin (leavis),susunan pertulangan daun sejajar (rectinervis),tata letak daun pada batang (caulis), dan daun penumpu tidak ada.
Daun mawar (Rosa sp)
Deskripsi
Merupakan jenis daun majemuk (folium compositum) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina),bentuk helaian daun lonjong (oval),bentuk ujung helaian daun meruncing (acuminatus),bentuk pangkal daun beringgit (crenatus),bentuk tepi daun beringgit (serratus),permukaan helaian daun gundul (glaber),susunan pertulangan daun menyirip (penninervis),tata letak daun pada tangkai daun (petiolus), dan daun penumpu ada (stipula)
Daun tapak liman (Elephantopus scaber)
Deskripsi
Merupakan jenis daun tunggal (folium simplex) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki tangkai daun (petiolus),dan upih daun (vagina),bentuk helaian daun memanjang (oblongus),bentuk ujung helaian daun meruncing (acuminatus),bentuk pangkal daun bulat  (orbicularis),bentuk tepi daun bergerigi (serratus),permukaan helaian daun licin (leavis),susunan pertulangan daun tidak ada,tata letak daun ibu tangkai daun (petiolus comunis), dan daun penumpu tidak ada.
Daun lidah buaya (Aloe vera)
Deskripsi
Merupakan jenis daun tunggal (folium simplex) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki tangkai daun (petiolus),bentuk helaian daun memanjang (oblongus),bentuk ujung helaian daun runcing (acutus),bentuk pangkal daun rata (integra),bentuk tepi daun bergigi (dentatus),permukaan helaian daun licin (leavis),susunan pertulangan daun tidak ada,tata letak daun tidak ada, dan daun penumpu tidak ada.
Daun teratai (Nymphaea alba)
Deskripsi
Merupakan jenis daun tunggal (folium simplex)dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina),bentuk helaian daun membulat (rotundatus),bentuk ujung helaian daun bulat (orbicularis),bentuk pangkal daun bulat (orbicularis),bentuk tepi daun bergerigi (serratus),permukaan helaian daun gundul (glaber),susunan pertulangan daun melengkung (cervinervis),tata letak daun pada tangkai daun (petiolus), dan daun penumpu tidak ada.
Daun kelor (Moringa oleifera)
Deskripsi
Merupakan jenis daun majemuk (folium compositum) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina),bentuk helaian daun jorong (ovalis),bentuk ujung helaian daun bulat (rotundatus),bentuk pankal daun bulat (rotundatus),bentuk tepi daun rata (integra),permukaan helaian daun gundul (glaber),susunan pertulangan daun menyirip (penninervis),tata letak daun pada anak tangkai daun, dan daun penumpu tidak ada.
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Deskripsi
Merupakan jenis daun tunggal (folium simplex) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina),bentuk helaian daun jorong (ovalis),bentuk ujung helaian daun membulat (rotundatus),bentuk pangkal daun membulat (rotundatus),bentuk tepi daun beringgit (crenatus),permukaan helaian daun licin (leavis),susunan pertulangan daun menyirip (penninervis),tata letak daun pada tangkai daun (petiolus), dan daun penumpu ada (stipula).
Daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata)
Deskripsi
Merupakan jenis daun tunggal (folium simplex) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina),bentuk helaian daun jorong (ovalis),bentuk ujung helaian daun membulat (rotundatus),bentuk pangkal daun membulat (rotundatus),bentuk tepi daun bergerigi (serratus),permukaan helaian daun licin (leavis),susunan pertulangan daun sejajar (rectinervis),tata letak daun pada tangkai daun (petiolus), dan daun penumpu tidak ada.
Daun pegagan (Sentela asiatica)
Deskripsi
Merupakan jenis daun tunggal (folium seimplex), dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina),bentuk helaian daun membulat (rotundatus)bentuk ujung helaian daun tumpul (obtusus),bentuk pangkal daun membulat (rotundatus),bentuk tepi daun bercangap menjari,permukaan helaian daun licin (leavis),susunan pertulangan daun menjari (palminervis),tata letak daun ibu tangkai daun, dan daun penumpu tidak ada.
Daun jarak ( Ricinus communis)
Deskripsi
Merupakan jenis daun tunggal (folium seimplex) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina),bentuk helaian daun membulat (rotundatus),bentuk ujung helaian daun meruncing (acuminatus),bentuk pangkal daun membulat (rotundatus),bentuk tepi daun bercangap menjari,permukaan helaian daun licin (leavis),susunan pertulangan daun menjari(palminervis),tata letak daun pada tangkai daun (petiolus), dan daun penumpu tidak ada.
Daun gadung (Discora hispida)
Deskripsi
Merupakan jenis daun majemuk (folium compositum) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina),bentuk helaian daun membulat (rotundatus),bentuk ujung helaian daun tumpul (obtusus),bentuk pangkal daun membulat (rotundatus),bentuk tepi daun rata (integra),permukaan helaian daun kasap (scaber),susunan pertulangan daun menjari (penninervis),tata letak daun anak pada tangkai daun, dan daun penumpu tidak ada.
Daun beluntas   (plucea indica)
Deskripsi
Merupakan jenis daun tunggal (folium seimplex) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina),bentuk helaian daun jorong (ovalis),bentuk ujung helaian daun membulat (rotundatus),bentuk pangkal daun membulat (rotundatus),bentuk tepi daun beringgit (crenatus),permukaan helaian daun licin (leavis),susunan pertulangan daun menyirip (penninervis),tata letak daun pada tangkai daun (petiolus), dan daun penumpu tidak ada.
Daun  ubi kayu (Manihot  utilissima)
Deskripsi
Merupakan jenis daun majemuk menjari (palmatus) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina),bentuk helaian daun perisai (patatus),bentuk ujung helaian daun meruncing (acuminatus),bentuk pangkal daun meruncing (acuminatus),bentuk tepi daun rata (integra),permukaan helaian daun licin suram (leavis apacus),susunan pertulangan daun menjari (penninervis),tata letak daun pada ranting, dan daun penumpu tidak ada.
Daun sidaguri (Sida retusa)
Deskripsi
Merupakan jenis daun tunggal (folium seimplex) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina),bentuk helaian daun memanjang (oblongus),bentuk ujung helaian daun runcing (acutus),bentuk pangakl daun meruncing (acuminatus),bentuk tepi daun bergerigi (serratus),permukaan helaian daun gundul (glaber),susunan pertulangan daun menyirip (penninervis),tata letak daun pada tangkai daun (petiolus), dan daun penumpu tidak ada.
Daun Kamboja  (Plumeria indica)
Deskripsi
Merupakan jenis daun tunggal (folium seimplex) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina),bentuk helaian daun jorong (ovalis),bentuk ujung helaian daun tumpul (obtusus),bentuk pangkal daun tumpul (obtusus),bentuk tepi daun rata (integra),permukaan helaian daun licin (leavis),susunan pertulangan daun sejajar (rectinervis),tata letak daun pada tangkai daun (petiolus), dan daun penumpu tidak ada.
Daun sukun (Artocorpus communis)
Deskripsi
Merupakan jenis daun tunggal (folium seimplex) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina),bentuk helaian daun jorong (ovalis),bentuk ujung helaian daun meruncing (acuminatus),bentuk pangkal daun tumpul (obtusus),bentuk tepi daun betoreh berbagi (dinsus,partitus),permukaan helaian daun gundul (glaber),susunan pertulangan daun menjari (palminervis),tata letak daun pada tangkai daun (petiolus), dan daun penumpu tidak ada.
Daun jeruk ( Citrus maxima)
Deskripsi
Merupakan jenis daun majemuk (folium compositum) dengan tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina),bentuk helaian daun lonjong (ovalis),bentuk ujung helaian daun meruncing (acuminatus),bentuk pangkal daun meruncing (acuminatus),bentuk tepi daun beringgit (crenatus),permukaan helaian daun  licin (leavis),susunan pertulangan daun menyirip (penninervis),tata letak daun pada tangkai daun (petiolus), dan daun penumpu tidak ada.
Daun putri malu  (Mimosa pudica)
Deskripsi
Merupakan jenis daun tunggal (folium seimplex) dengsn tipe daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun (vagina),bentuk helaian daun memanjang (oblongus),bentuk ujung helaian daun runcing (acutus),bentuk pangkal daun meruncing (acuminatus),bentuk tepi daun rata (integra),permukaan helaian daun gundul (glaber),susunan pertulangan daun menyirip (penninervis),tata letak daun anak-anak tangkai daun, dan daun penumpu tidak ada.




















pengertian dinding sel

Pengertian Dinding Sel
Description: dinding sel tumbuhan
Gambar Dinding sel tumbuhan
Dinding sel adalah struktur ekstraselularyang terdapat pada sel tumbuhan yang membedakan mereka dari sel-sel hewan. Fungsi Dinding sel adalah untuk melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya dan mencegah penyerapan air yang berlebihan. Pada tingkat keseluruhan tumbuhan, dinding sel yang kuat dari juga berfungsi untuk bertahan melawan gaya gravitasi.
 
Tidak hanya tumbuhan yang memiliki dinding sel, akan tetapi organesme Prokariota, jamur, dan beberapa protista juga memiliki dinding sel, tapi saya tidak akan membahas organisme tersebut karena sekarang saya akan lebih fokus terhadap pembahasan tentang dindin sel tumbuhan
 
Dinding sel Tumbuhan memiliki bentuk yang lebih tebal daripada membran plasma, ketebelannya mulai dari O.1llm sampai beberapa mikrometer. Ukuran tersebut dipengaruhi oleh komposisi kimia dinding sel yang bervariasi dari spesies ke spesies dan bahkan dari satu jenis sel yang lain di jaringan yang sama. Bentuk dasar dari dinding sendiri itu tetap atau tidak berubah-ubah. 
 
Microfibril terbuat dari selulosa polisakarida yang disintesis oleh enzim, disebut sintesis selulosa dan disekresikan ke ruang extra seluler, di mana mereka menjadi tertanam dalam matriks lainnya yaitu  polisakarida dan protein. Kombinasi bahan serat yang kuat dalam substansi tanah adalah bentuk arsitektur dasar yang sama ditemukan dalam baja-beton bertulang dan fiberglass.
 
Dinding primer sel yang berdekatan adalah tengah lamella, lapisan tipis dan kaya akan polisakarida yang lengket yang disebut pectins. Ketika sel dewasa berhenti tumbuh maka sel tersebut akan memperkuat dinding nya. Beberapa sel tumbuhan melakukan ini hanya dengan mengeluarkan zat pengerasan ke dinding utama. Sel-sel lain menambahkan sel sekunder dinding antara membran plasma dan dinding primer. 
 
Dinding sel tumbuhan umumnya berlubang oleh saluran antara sel-sel yang berdekatan disebut plasmodesmata.
 
Lapisan Dinding Sel Tumbuhan
Tiga lapisan yang dapat ditemukan dalam dinding sel tumbuhan: 
Lamella tengah 
Lamela tengah adalah lapisan dinding sel tumbuhan yang kaya akan pektin. Lapisan ini merupakan merupakan lapisan terluar yang  membentuk antarmuka antara sel-sel tumbuhan berdekatan dan menyatukan mereka.
Dinding sel primer
Dinsing Sel Primer umumnya tipis, memiliki lapisan yang fleksibel dan extensible terbentuk ketika sel berkembang.
Dinding sel sekunder
Dinding sel sekunder memiliki lapisan tebal yang terbentuk di dalam dinding sel primer setelah sel sepenuhnya tumbuh. Hal ini tidak ditemukan dalam semua jenis sel. Beberapa sel, seperti sel-sel dalam melakukan xilem, memiliki dinding sekunder yang mengandung lignin, yang memperkuat dan melindungi dinding dari air.
Komposisi Dinding Sel Tumbuhan
Di dinding (tumbuh) sel tumbuhan primer, karbohidrat utama adalah selulosa, hemiselulosa dan pektin. Para mikrofibril selulosa dihubungkan melalui tethers hemicellulosic untuk membentuk jaringan selulosa-hemiselulosa, yang tertanam dalam matriks pektin. Yang hemiselulosa yang paling umum di dinding sel primer adalah xyloglucan. Dalam dinding sel rumput, xyloglucan dan pektin berkurang dalam kelimpahan dan sebagian digantikan oleh glucuronarabinoxylan, hemiselulosa a. Dinding sel primer bersifat memperpanjang (tumbuh) dengan mekanisme yang disebut pertumbuhan asam, yang melibatkan turgor berbasis gerakan mikrofibril selulosa yang kuat dalam matriks hemiselulosa / pektin lemah, dikatalisis oleh protein expansin. Bagian luar dari dinding sel utama epidermis tanaman biasanya diresapi dengan cutin dan lilin, membentuk penghalang permeabilitas dikenal sebagai kutikula tanaman.
 
Dinding sel sekunder mengandung berbagai senyawa tambahan yang memodifikasi sifat mekanik dan permeabilitas. Polimer utama yang membentuk kayu (dinding sel sebagian besar sekunder) meliputi:
 
-selulosa, 35-50%
-xilan, 20-35%, jenis hemiselulosa
-lignin, 10-25%, polimer fenolik kompleks yang menembus ruang di dinding sel antara komponen selulosa, hemiselulosa dan pektin, mengusir air dan memperkuat dinding.
 
Selain itu, protein struktural (1-5%) ditemukan di dinding sel tumbuhan yang paling, mereka diklasifikasikan sebagai hydroxyproline kaya glikoprotein (HRGP), arabinogalactan protein (AGP), glisin-kaya protein (GRP), dan prolin kaya protein ( PRPs). Setiap kelas dari glikoprotein didefinisikan oleh urutan, protein karakteristik yang sangat repetitif. Kebanyakan glikosilasi, mengandung hydroxyproline (Hyp) dan menjadi silang dalam dinding sel. Protein ini sering terkonsentrasi dalam sel khusus dan di sudut-sudut sel. Sel dinding epidermis dan endodermis juga mungkin mengandung suberin atau cutin, dua poliester-seperti polimer yang melindungi sel dari herbivora [6]. Komposisi relatif karbohidrat, senyawa sekunder dan protein bervariasi antara tanaman dan antara jenis sel dan usia.
 
Tanaman sel dinding juga mengandung sejumlah enzim, seperti hidrolisis, esterases, peroksidase, dan transglycosylases, yang dipotong, polimer dinding trim dan lintas-link.
 
Dinding sel gabus di kulit pohon yang diresapi dengan suberin, dan suberin juga membentuk penghalang permeabilitas akar primer dikenal sebagai strip Casparian. Dinding sekunder - terutama di rumput - mungkin juga mengandung kristal silika mikroskopis, yang dapat memperkuat dinding dan melindunginya dari herbivora.
 
Sel dinding di beberapa jaringan tanaman juga berfungsi sebagai depot penyimpanan untuk karbohidrat yang dapat dipecah dan diserap kembali untuk memasok kebutuhan metabolik dan pertumbuhan tanaman. Misalnya, dinding sel endosperma dalam biji rumput sereal, nasturtium, dan spesies lainnya, kaya glukan dan polisakarida lainnya yang mudah dicerna oleh enzim selama perkecambahan biji untuk membentuk gula sederhana yang memelihara embrio berkembang. Mikrofibril selulosa tidak mudah dicerna oleh tanaman, namun.
 
Pembentukan Dinding Sel Tumbuhan
Lamella tengah yang ditetapkan pertama, terbentuk dari pelat sel selama sitokinesis, dan dinding sel primer kemudian disimpan di dalam lamella tengah. Struktur yang sebenarnya dari dinding sel tidak didefinisikan secara jelas dan beberapa model yang ada - model silang kovalen terkait, model menambatkan, model lapisan difus dan model lapisan bertingkat. Namun, dinding sel primer, dapat didefinisikan sebagai terdiri dari mikrofibril selulosa selaras di semua sudut. Mikrofibril yang diselenggarakan bersama oleh ikatan hidrogen untuk memberikan kekuatan tarik tinggi. Sel-sel yang diselenggarakan bersama-sama dan berbagi membran gelatin yang disebut lamella tengah, yang mengandung magnesium dan kalsium pektat (garam dari asam pectic). Sel berinteraksi meskipun plasmodesma (ta), yang inter-connecting saluran sitoplasma yang terhubung ke protoplas sel yang berdekatan di dinding sel.
 
Dalam beberapa tanaman dan jenis sel, setelah ukuran maksimum atau tempat dalam pembangunan telah tercapai, dinding sekunder dibangun antara membran plasma dan dinding primer.  Tidak seperti dinding primer, mikrofibril sejajar terutama di arah yang sama, dan dengan setiap lapisan tambahan orientasi perubahan sedikit. Sel dengan dinding sel sekunder yang kaku. Sel untuk komunikasi sel dimungkinkan melalui lubang-lubang di dinding sel sekunder yang memungkinkan plasmodesma untuk menghubungkan sel-sel melalui dinding sel sekunder.